_
Sunday, July 31, 2011
Saturday, July 30, 2011
Movie Review: Harry Potter and the Deathly Hallows part 2
Harry Potter and the Deathly Hallows part 2
Genre: Adaptation, Adventure, Fantasy
Starring: Daniel Radcliffe, Emma Watson, Rupert Grint, Ralph Fiennes, Alan Rickman, etc.
Director: David Yates
Producer: David Heyman, David Barron, J.K. Rowling
Distributor: Warner Bros. Pictures
My Thought:
Sedih sekali melihat serial ini harus berakhir sampai disini. Siapa yang menyangka, terhitung sejak 10 taun yang lalu saat film pertamanya dirilis dan berhasil bertahan sampai film ke 7 (bagian 2) nya yang sukses secara komersil maupun kualitas dan mendapat berbagai pujian kritikus. Saya sangat yakin sekali, dimasa yang akan datang, serial Harry Potter ini akan menjadi legenda tersendiri layaknya The Godfather Trilogy, Starwars Series, James Bond Series dan Lord of the Ring Trilogy. Tumbuh dengan serial ini sejak saya berusia 11 tahun dan sampai sekarang saya berusia 21 tahun, film dan novel ini benar-benar membawa pengaruh dan inspirasi bagi hidup saya. Film ini memberikan pelajaran pada banyak hal, yaitu keberanian, kesabaran, persahabatan, keluarga, dan sebagainya.
Seperti review saya pada film Harry Potter and the Deathly Hallow part 1, kali ini Harry Potter and the Deathly Hallows part 2 benar-benar diluar ekspektasi saya, sangat bagus, mengharukan dan puas sekali rasanya. Film ini tetap setia pada novelnya sehingga seluruh imajinasi yang tertulis di novel benar-benar sama persis pada film ini. Film ini benar-benar mampu mendeskripsikan novelnya secara utuh. Sungguh ending yang sangat pas, ini lah film terbagus sekaligus tersedih diantara film-film sebelumnya. Saya tidak perlu membicarakan tentang sinopsisnya, karena saya yakin banyak orang yang sudah membaca novelnya. Dan bagi yang belum membacanya biarkan lah mereka menonton dan menyaksikannya sendiri. Menurut saya, film ini benar-benar ending yang sangat pas. Dengan pujian luar biasa saya layangkan kepada composer scoring music nya yang mampu membuat suasana menjadi sangat menegangkan dan mengharukan, sangat menyatu dengan seluruh adegan film, terlebih lagi pada saat "jingle" Harry Potter yang sangat fenomenal itu diputar.
Ini lah satu-satunya film Harry Potter yang mampu membuat saya menangis. Dan semua pecinta Harry Potter sebagian besar pasti menangis saat menonton film ini. Ada banyak hal alasan mengapa film ini sampai mampu mengeluakan air mata penonton, yaitu saat kematian orang-orang terdekat Harry, kenangan Snape yang tersimpan pada Pensive Dumbledore, keberanian Harry untuk menyerahkan diri pada Voldemort, dan satu lagi alasan utama mengapa penonton sedih adalah karena film ini merupakan film yang terakhir. Tidak ada lagi film-film Harry Potter selanjutnya. Tidak ada lagi tiap tahunnya kelanjutan film yang sangat ditunggu-tungu ini. Sudah selesai. "It All Ends."
Film ini mengajarkan saya tentang bagaimana mengahadapi keyataan, baik kenyataan yang menyenangkan maupun yang pahit sekalipun. Jika pada film pertamanya toning pada film tersebut adalah gembira, suka cita dan exciting. Mulai pada film keempat dihadapkan pada rasa kehilangan, kesedihan, ketakutan, kekhawatiran, dan sebagainya yang musti diterima oleh Harry dan kawan-kawan. Seperti kalimat yang selalu diajarkan, "Dibalik kesusahan terdapat kemudahan.".
Dan kisah persahabatan yang terdapat di film ini terasa begitu indah. Film ini juga mengajarkan saya untuk memilih teman yang hatinya baik. Ingatkah kalian pada saat film pertama ketika Harry baru pertama kali masuk Hogwarts dan Draco Malfoy menawari untuk berteman dan menyuruh Harry mencampakan Ron Weasly ditangga pintu masuk? Dengan kebaikan hatinya, Harry menampik tawaran tersebut dan tetap memilih berteman dengan Ron Weasly, si bodoh yang miskin. Dan juga pada saat Hermione dijauhi murid-murid karena sok pintar (padahal memang pintar) dan karena termasuk darah campuran, Harry tetap mau berteman dengannya. Dan ternyata kedua orang tersebut (Ron dan Hermione) menjelma menjadi dua sahabat yang sangat setia menemani dari awal sampai akhir. Bagaimana jika Harry waktu itu menerima tawaran Malfoy dan menjadi bersahabat dengannya, saya sangat yakin tidak akan ada kisah persahabatan yang sangat indah kalau hal ini terjadi.
Rasanya benar-benar sedih harus berpisah dengan serial ini.... :'(
Friday, July 29, 2011
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Belum lengkap rasanya ke Yogyakarta tanpa mengunjungi Keraton Yogyakarta. Ya, karena Keraton merupakan istana resmi tempat Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Maka saya pun tak lupa mengajak Wahyu untuk berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Perlu diketahui bahwa jauh sebelum Indonesia merdeka, Jogja merupakan daerah kerajaan dengan pemimpin tertinggi yang berada di tangan sultan. Seperti layaknya kerajaan-kerajaan lain yang berada di Eropa, kerajaan atau kesultanan Yogyakarta ini sangat lah diagung-agungkan oleh masyrakat Jogja, bahkan sampai ke jajaran keluarga besar sultan dan keturunannya. Walaupun Yogyakarta sudah resmi bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950 dimana letak pemimpin tertinggi adalah presiden, tetapi kesultanan ini tidak dihilangkan begitu saja dan tetap menjadi bagian Yogyakarta. Maka, secara otomatis Sultan Yogyakarta merangkap posisi sebagai pemimpin tertinggi Daerah Istimewa Yogyakarta, atau kalau didaerah-daerah lain disebut gubernur.
Yogyakarta memiliki adat istiadat yang sangat kental, terlebih lagi Keraton yang memiliki tradisi yang sampai saat ini masih dijalankan. Maka dari itu, Keraton Yogyakarta menjadi salah satu obyek pariwisata utama yang terdapat di Jogja yang menarik minat pengunjung dan wisatawan karena berbagai tradisi dan kebudayaannya. Istana ini dibangun pertama kali pada tahun 1755 oleh pendiri Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu Sultan Hamengkubuwono I yang sekaligus merangkap sebagai kepala arsitek. Dan kemudian dipugar dan direstorasi kembali oleh Sultan Hamengkubuwono VIII (1921-1939) menjadi keraton yang tampak seperti sekarang ini. Keraton Yogyakarta memiliki halaman yang sangat luas yang terdiri dari tujuh komlpeks inti dimana salah satunya merupakan tempa tinggal resmi sultan dan keluarganya. Dan sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai macam benda bersejarah dan hadiah-hadian pemberian dari berbagai kerajaan di Eropa. Biasanya tiap hari sabtu da minggu terdapat pertunjukan tari dan gamelan di salah satu aula yang ada di dalam keraton. Transportasi umum yang tersedia untuk menuju keraton sangatlah mudah, didaerah Malioboro dan Pasar Kembang terdapat banyak becak yang bersedia mengantar dan menunggu pengunjung masuk ke dalam keraton dengan harga yang relatif dan bisa melakukan tawar menawar. Untuk biaya masuk keraton, pengunjung dikenakan tarif Rp5.000,- untuk wisatawan domestik dan Rp10.000,- untuk wisatawan asing.
Thursday, July 28, 2011
Permainan Tutup Mata di Alun-Alun Selatan
Sebelum saya dan Wahyu melakukan perjalanan wisata ke pantai-pantai yang ada di sekitar Gunung Kidul (Baron, Kukup, Krakal dan Siung), pada malam hari sebelumnya, saya mengajak sekaligus memperkenalkan pada Wahyu tentang suatu permainan unik yang hanya berada di Yogyakarta. Permainan ini adalah permainan berjalan dengan mata tertutup untuk melewati 2 pohon beringin kembar yang terletak di Alun-Alun Selatan Kraton Yogyakarta. Menurut kepercayaan yang beredar dari generasi ke generasi, barang siapa yang mampu melewati 2 pohon beringin tersebut dengan mata tertutup maka keinginannya akan dapat terpenuhi. Itulah yang menyebabkan Alun-Alun Selatan ini selalu ramai dengan pengunjung yang penasaran akan kisah tersebut sehingga permainan ini menjadi sangat populer.
Saya sudah sering sekali berhasil melewati 2 pohon beringin tersebut dengan mata tertutup. Tetapi begitu saya menyuruh Wahyu mencoba untuk pertama kalinya, ia tidak berhasil dan malah melenceng dan kembali ke tempat ia berasal. Sangat lucu rasanya melihat orang-orang yg mencoba permainan ini, ada yang nyasar ke ujung jalan, berputar-putar ditempat ia berdiri, atau bahkan tertabrak atau tersandung. Untuk informasi, orang-orang yang melakukan permainan ini tidak sadar kalau mereka malah berbelok atau melenceng, mereka pikir dan sudah yakin bahwa mereka sudah jalan dengan lurus, padahal kenyataan tidak. Saya selalu tertawa melihatnya, hal ini merupakan hiburan tersendiri. Sudah mencoba permainan ini berkali-kali pun Wahyu masih selalu gagal melewati 2 pohon beringin tersebut, hihihihi.
Untuk memasuki wilayah Alun-Alun Selatan ini gratis, tidak dipungut biaya dan disana tersedia penyewaan penutup mata dengan harga Rp5.000,- bagi pengunjung yang tidak membawa kain sendiri untuk menutup mata. Biasanya Alun-Alun Selatan masih sangat ramai dengan pengunjung pada malam hari, bahkan sampai jam 2 malam. Untuk yang mau bersantai sambil menikmati suasana dan menghangatkan badan, disana tersedia penjual-penjual wedang ronde yang berada dipnggiran alun-alun dengan harga per mangkok Rp5.000,- (sudah termasuk tikar). Untuk masalah transportasi umum tidak perlu khawatir, disana banyak tersedia tukang becak yang bersedia mengantarkan dan bahkan menunggu pengunjung sampai puas bermain dengan harga yang relatif dan sebaiknya melakukan tawar menawar terlenih dahulu.
Sunday, July 17, 2011
Siung Beach
Akhirnya tiba pada rute terakhir perjalanan wisata pantai yang berada di Gunung Kidul, yaitu Pantai Siung. Setelah kejadian di Pantai Krakal, tadinya saya memutuskan untuk pulang dan mengobati kepalanya Wahyu yang sedang terluka pada waktu itu, tetapi Wahyu tetap menginginkan untuk ke pantai lagi karena jarang sekali ia bisa berada di Jogja apalagi untuk berwisata pantai seperti ini. Maka kami memutuskan untuk pergi ke Pantai Siung dengan mobil dan supir yang kami sewa. Ternyata, letak Pantai Siung merupakan yang palig terjauh diantara pantai-pantai lainnya yang berada di kawasan Gunung Kidul. Perlu tambahan waktu sekitar satu jam untuk mencapai pantai ini dengan jalanan yang naik-turun dan berkelok-kelok tentunya.
Begitu sampai di tempat yang dituju, saya langsung speechless! Subhanallah.. Kalau dipostingan sebelumnya saya sempat bilang bahwa Pantai Krakal adalah pantai yang paling indah diantara pantai-pantai yang berada di kawasan Gunung Kidul, sekarang saya akan mengatakan bahwa Pantai Siung merupakan pantai yang sangat alami dan tentram, seperti sedang berada di alam mimpi dengan berbagai macam pemandangan tumpukan keeksotisan batu karang yang membuat pantai ini serasa berada di negeri dongeng! Saya sangat menikmati berada di pantai ini. Pada bagian sebelah kiri pantai terdapat tumpukan batu-batu karang besar yang kalau air pantainya sedang surut pengunjung dapat memasuki daerah karang tersebut, seperti layaknya memiliki pantai pribadi.. Hehehehe.. Pantai ini juga suka dipakai oleh para pemanjat tebing karena memiliki berbagai macam tebing untuk dipanjat, sambil menikmati pemandangan yang indah tentunya.
Inilah akhir dari perjalan kami berwisata ke pantai-pantai yang berada dikawasan Gunung Kidul. Sangat puas sekali rasanya menikmati Pantai Baron - Pantai Kukup - Pantai Krakal - Pantai Siung dalam sehari. Dengan bermodalkan Rp500.000,- kami dapat melakukan perjalanan ini sudah termasuk mobil dengan bensin dan supir sewaan (Rp400.000,-), makan pagi dan siang (Rp50.000,- untuk 2 orang), karcis masuk ke daerah wisata Gunung Kidul dan Pantai Siung (Rp10.000,-), sewa kamar mandi umum (masing-masing pantai Rp2.000,-), serta biaya parkir (masing-masing antara Rp2.000,- sampai Rp5.000,-). Keempat pantai tersebut memiliki daya tarik yang sangat menarik, indah dan berbeda-berbeda. Sangat worth-it untuk dikunjungi. :)
Subscribe to:
Posts (Atom)