Rute ketiga setelah mengunjungi Pantai Baron dan Pantai Kukup adalah Pantai Krakal. Awalnya saya dan Wahyu tidak merencanakan ke pantai ini, melainkan ke Pantai Sundak. Tetapi karena supir yang kami sewa merekomendasikan Pantai Krakal lebih bagus pemandangannya daripada Pantai Sundak, maka kami memutuskan untuk mengunjungi Pantai Krakal. Ternyata memang benar, Pantai Krakal merupakan pantai yang paling terbagus diantara pantai-pantai lainnya yang berjejeran di kawasan Gunung Kidul dengan pasir berwarna putih dan air yang berwarna biru jernih yang terbentang luas dengan pemandangan bukit-bukit hijau disekelilingnya. Tetapi sayangnya, pantai ini malah sepi pengunjung. Supir yang kami sewa menjelaskan bahwa pantai ini baru saja dibuka kembali setelah sebelumnya direnovasi.
Kami mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan di pantai ini saat Wahyu mau shalat dzuhur. Waktu mau mengambil air wudhu, tiba-tiba ia terjedut atap pintu kamar mandi umum! Tadinya kami pikir tidak kenapa-kenapa dan malah sempat menertawakannya. Tetapi begitu Wahyu selesai mengambil air wudhu, ada darah segar berwarna merah yang mengalir deras dari kepalanya. Kami pun sangat histeris pada waktu itu. Sayangnya, disana tidak tersedia tim SAR atau bahkan penduduk setempat tidak memiliki betadine! Kami berdua mencoba untuk tenang dan membersihkan darahnya dengan air dan tissue, lalu setelah itu Wahyu pun melaksanakan shalat dzuhur. Pada saat shalat dzuhur, tiba-tiba dipundaknya Wahyu ditempeli oleh binatang semcam belalang (tetapi bukan belalang) yang besar. Saya yang sedang berhalangan shalat sempat terkejut saat melihat binatang tersebut dan mengusirnya dengan sapu yang terdapat di masjid setempat. Yah, kami tidak tau alasannya mengapa Wahyu sempat "diganggu" pada saat mengunjungi pantai ini. Tetapi untuk keindahan pantainya, Pantai Krakal memang yang paling bagus menurut kami.