_

Friday, November 19, 2010

Onrop! Musikal

About Onrop! Musikal
Satu lagi drama musikal broadway hasil karya orang Indonesia yang di prakarsai oleh Joko Anwar setelah sebelumnya terdapat pertunjutkan Gita Cinta The Musical oleh Ari Tulang. Joko Anwar adalah seorang sutradara handal yang telah menerima berbagai penghargaan dalam maupun luar negeri atas besutan film-film yang telah dibuatnya, yaitu Janji Joni, Kala dan Pintu Terlarang. Berbeda dari biasanya, kali ini Joko Anwar tidak membuat sebuah film, tapi membuat sebuah pertunjukan drama musikal, yaitu Onrop! Musikal..
Pertujukan drama musikal ini dipentaskan selama seminggu penuh dari tanggal 13 November 2010 - 21 November 2010, bertempat di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Gedung tempat pertunjukan Onrop! Musikal ini berlangsung adalah gedung yang baru saja diresmikan yang merupakan gedung pertunjukan yang mempunyai kapasitas besar dan berdesain modern kontemporer. Onrop! Musikal merupakan pertunjukan pertama yang dipentaskan di gedung teater tersebut.
Onrop! Musikal adalah sebuah komedi satir dengan cerita original yang  khusus dibuat  untuk pertunjukan ini. Mengisahkan tentang keadaan Jakarta pada tahun 2020, dimana Jakarta sudah merupakan tempat yang tak lagi tentram dan damai untuk dihuni karena adanya berbagai macam peraturan undang - undang yang berlebihan, khususnya dibidang pornografi yang harus dipatuhi masyarakat.
Daftar pemain utama Onrop! Musikal:
Pertunjukan ini mempunyai 3 pemain utama yang dimainkan dengan pemain yang berbeda bergantian sesuai jadwal hari pertunjukan.

With the director, Joko Anwar.
My Thought
Saya menonton Onrop! Musikal pada saat openingnya pada hari sabtu tanggal 13 November 2010. Dan saya benar - benar mengacungkan 4 jempol untuk tokoh Amir yang dimainkan oleh Ario Bayu!! Menurut saya, dia lah inti dari semua pertunjukan itu, dia yang memegang kunci peranan untuk membuat penonton tertawa dan terhibur. Dan pemain lainnya yang juga memukau adalah Ary Kirana yang memainkan tokoh perempuan utama, Sari, yang sangat energik. Serta salah satu anggota gelandangan yang seperti anak kecil yang diperankan oleh Canti Widyadari. Untuk para pemain lainnya, jujur saja, saya tak begitu terpukau, karena lelucon - lelucon yang mereka keluarkan terdengar dipaksakan sehingga tidak begitu lucu dan tidak menonjol, sangatlah disayangkan, padahal di jajaran pemain terdapat Fitri Tropica, Nina Tamam, Sita Nursanti ( Rida Sita Dewi), dan Mickey Octapatika (AFI). Dari segi jalinan cerita menurut saya bagus tetapi sangat lemah di ending nya yang terkesan "kok gitu doang ya???" Tetapi mungkin karena pertunjukan ini akan dilanjutkan ke pertunjukan selanjutnya, yaitu Polaris. Kisahnya banyak menyindir pemerintahan dan peraturan yang ada, khususnya dalam bidang pornografi. Untuk segi musikalnya, saya memang bukan orang yang terlalu tertarik dalam bidang musik, mungkin dulu beberapa tahun yang lalu saya sangat menyukai musik, tapi seiring berjalannya waktu saya lebih menyukai ketenangan dan soundtrack. Disini, musik tidak berperan sebagai soundtrack, tetapi berperan sebagai bagian dari dialog dan perasaan yang terdapat pada tokoh-tokohnya, karena ituah dinamakan pertunjukan musikal. Tapi kalau boleh jujur, durasi masing - masing lagu yang dinyanyikan pemain - pemainnya agak terlalu panjang, sehingga ada saat yang membosankan. Tetapi saya sangat salut kepada tim yang mengurusi bagian konsep, setting panggung, dan juga lighting!! Mereka benar - benar sukses menghadirkan pertujukan musikal yang sangat bagus dan berkelas.
Ya begitulah seni, sering kali bersikap skeptis dan terkesan menentang peraturan karena merasa terkekang dan tidak dibebaskan dalam berkarya. Ya, seni memang merupaan suatu luapan segenap emosi dan cita rasa yang dimiliki oleh seorang seniman yang dituangkan dalam bentuk karya seni. Tiap seniman memiliki pendapat dan idealisme terhadap karyanya masing-masing, dan itu termasuk kebebasan berpendapat dan berkarya. Masalahnya kita berada di negeri yang katanya sih.... menjunjung tinggi hukum, tetapi kok malah yang benar-benar bersalah seperti para koruptor yang sangat merugikan masyarakat tidak pernah terjerat hukum ya....?? Sungguh aneh tapi nyata! Tetapi saya sebagai seorang yang juga belajar di bidang seni memiliki prinsip tersendiri dan tidak terarik untuk menciptakan sebuah karya yang mengundang kontroversi. Karena menurut saya, seni tidaklah harus selalu bebas, tidak mengikuti dan terikat dengan peraturan yang ada. Saya sebagai pekerja seni (nantinya) menganggap sebagai sebuah tantangan yang sangat menarik untuk meciptakan seni yang dapat di terima disemua lapisan masyarakat maupun pemerintahan. Karena saya menganggap seni (dan profesi saya nantinya) adalah sebagai suatu layanan jasa pada masyarakat. Jadi idealisme yang saya punya haruslah diimbangi dan ditoleransikan dengan kondisi yang ada di Indonesia. Bukan berarti dengan adanya banyak peraturan yang mengekang, kita tidak dapat menciptakan seni bukan!? Justru disitulah kita harus menggunakan akal dan inisiatif.
For more informations:
 
Theme by BloggerThemes & Dfreebies
This template is brought to you by : allblogtools.com | Blogger Templates