The Darkest Hour
Genre: Thriller, Action, Adventure, Science Fiction, Fantasy
Starring: Emile Hirsch, Olivia Thirlby, Max Minghella, Rachel Taylor, Joel Kinnaman
Director: Chris Gorak
Producer: Timur Bekmambetov, Arnon Milchan, Hutch Parker
Distriburor: Summit Entertainment, LLC
Story:
Cerita bermula dari dua orang sahabat yang berasal dari Amerika, Sean (Emile Hirsch) dan Ben (Max Minghella), yang sedang melakukan perjalanan ke Rusia, Moscow untuk mengadakan presentasi mengenai sebuah social networking yang sedang mereka kembangkan. Saat mereka berdua tengah berada di sebuah club, mereka berkenalan dengan Natalie (Olivia Thirlby) dan Anne (Rachel Taylor), dua sahabat yang juga berasal dari Amerika yang sedang berlibur. Setelah itu, seluruh kota mengalami pemadaman listrik yang tidak diketahui penyebabnya dan tiba-tiba dari langit muncul semacam sekumpulan cahaya yang ternyata ketika disentuh oleh manusia akan mengakibatkan yang menyentuhnya hancur menjadi debu. Sontak langsung terjadi kepanikan yang melanda seluruh kota dan banyak sekali korban berjatuhan yang terurai menjadi debu. Keempat orang Amerika tersebut dan seorang asal Swedia yang telah mengkhianati Ben sebelumnya berhasil selamat.
Lalu dimulailah awal perjuangan lima orang tersebut untuk bertahan hidup dan mencari informasi apa yang sebenarnya sedang terjadi. Makhluk tersebut akhirnya diketahui bentuknya, yaitu semacam gelombang listrik yang tidak kasat mata yang merupakan makhluk dari luar angkasa. Segerombolan makhluk tersebut datang dan menginvasi bumi untuk tujuan tertentu yang diakhir kisah akan diketahui maksud kedatangan mereka. Bagaimanakah cara 5 orang yang selamat tersebut mengetahui keberadaan makhluk yang tidak kasat mata dan mampukah mereka mengalahkannya?
My Thought:
Kisah tentang invasi makhluk luar angkasa terhadap bumi memang tidak ada habisnya untuk diangkat dalam sebuah film. Sudah banyak sekali film-fim sejenis seperti Alien, Independence Day, Predator, The Day The Earth Stood Still, District 9, Cloverfield, Transformers, Cowboys&Aliens, Super 8, dan lainnya. Tetapi, The Darkest Hour menyajikan sesuatu yang berbeda, kisahnya orisinil dan bukan merupakan adaptasi dari manapun. Jualan utama film ini adalah nama Timur Bekmambetov yang menjadi produsernya. Sebagai pengingat, Timur Bekambetov adalah sutradara yang berada dibalik kesuksesan film Wanted yang dibintangi oleh Angelina Jolie dan James McAvoy. Sutradara dari The Darkest Hour, Chris Gorak, merupakan sutradara yang hanya baru membuat sebuah film sebelumnya. Tetapi, berbekal pengalaman menjadi Art Director dan Production Designer beberapa film box office seperti Minority Report dan Fight Club, tentunya Chris Gorak bukanlah orang baru di dunia perfilman. Film ini memang minim bintang-bintang terkenal, satu-satunya yang sudah tidak asing lagi adalah aktor muda Emile Hirsch. Saya sangat menyukai akting Emile Hirsch saat dirinya membintangi film Into The Wild garapan Sean Penn. Sutradara Chris Gorak ternyata pernah bekerja sama dengan Emile Hirsch saat membantu membesut film Lords of Dogtown.
Jujur saja, kelemahan saya sebagai pecinta film adalah saya tidak suka menonton film yang bergenre Thriller, Suspense dan Horror. Saya tidak suka dibuat tegang, kaget, apalagi takut. Ketika menonton film ini awalnya saya tidak nyaman, tetapi karena saya penasaran maka saya tetap memaksakan untuk menontonnya. Ternyata setelah ditonton, menurut saya filmnya masih tergolong bagus dan menawarkan sesuatu yang berbeda. Tanpa repot-repot menjelaskan makhluk tersebut datang dari mana, tempo film ini begitu cepat tetapi masih dapat dimengerti. Perihal mengenai bentuk mahkluk yang berupa semacam gelombang listrik pun mengingatkan kembali dengan pelajaran fisika saat di sekolah, terutama pengertian listrik menurut Faraday. Kejadian gamang saat kehilangan orang terdekat yang tidak disangka-sangka merupakan kelebihan tersediri dari film ini. Menurut saya film ini memberikan pelajaran untuk saya, bagaimana bila orang-orang terdekat kita tiba-tiba wafat tanpa sempat berpamitan? Apakah kita sudah siap menghadapi kepergian orang yang berarti untuk kita? Apakah kita dapat tabah menerima kenyataan dan sanggup melanjutkan hidup kita tanpa mereka?