Menjelang Ujian Tengah Semester (UTS), deadline tugas-tugas kuliah yang harus dikumpulkan pun berdatangan. Karena itu saya menyempatkan waktu untuk menikmati liburan sejenak sekedar refreshing ditengah kesibukan dan kepadatan deadline tugas dan ujian. Pilihan tempat pun jatuh pada Taman Impian Jaya Ancol atau yang sering disebut dengan Ancol. Mengapa ke Ancol? Karena saat itu secara tiba-tiba saya kangen sekali dengan masa kecil saya dimana sering diajak bermain ke sana. Oleh karena itu, Wahyu pun berbaik hati untuk menemani saya liburan ke Ancol.
Ancol adalah salah satu tempat wisata yang ada di Jakarta Utara yang menjadi daya tarik pengunjung wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk datang ke Jakarta. Dengan luas area sekitar 552 hektar, Ancol memiliki berbagai macam objek wisata, diantaranya adalah Pantai Festival, Dunia Fantasi (Dufan), Gelanggang Samudra, Seaworld, Atlantis, Pasar Seni dan sebagainya. Ancol menggabungkan unsur rekreasi, pengetahuan, sosial, budaya dan seni yang dilebur menjadi satu yang ditujukan sebagai hiburan bagi seluruh masyarakat, khususnya untuk hiburan keluarga.
Saya dan Wahyu berkunjung ke Ancol pada sabtu pagi hari. Saat kami kesana, harga tiket masuk pintu Ancol adalah sebesar Rp15.000,- per orang dengan biaya membawa mobil sebesar Rp15.000,- per mobil. Sesampainya disana, kami pun memutuskan untuk sarapan menjelang makan siang terlebih dahulu di Bandar Djakarta, salah satu restauran seafood yang terkenal disana. Bandar Djakarta berlokasi persis didepan pintu masuk Ancol dengan view menghadap ke laut yang terdapat hiburan live music dimana diseberangnya terdapat resort dan penginapan Putri Duyung. Makanan yang ditawarkan adalah seafood, dengan tata cara pembelian seperti yang ada di Muara Angke, yaitu pengunjung terlebih dahulu diharuskan untuk membeli ikan, udang, cumi dan sebagainya yang masih hidup dengan harga per kiloan. Setelah itu barulah pengunjung dapat meminta pelayan restauran untuk memasak ikan, udang, cumi dan sebagainya sesuai dengan selera masing-masing pengunjung, apakah mau digoreng, dibakar atau pilihan lainnya. Untuk keterangan menu dan harga, silahkan lihat website Bandar Djakarta: www.bandar-djakarta.com
Setelah selesai sarapan menjelang makan siang, kami berjalan ke dermaga yang ada di samping Bandar Djakarta untuk bermain perahu dayung. Harga sewa perahunya adalah sebesar Rp30.000,-. Setelah puas bermain, kami mampir ke tempat ayunan yang ada di sekitar dermaga untuk bermain ayunan dan istirahat. Di dalam kawasan Ancol terdapat wisata Gondola, yaitu wisata untuk melihat pemandangan Ancol dari atas dengan menggunakan kereta gantung. Harganya sebesar Rp35.000,- per orang dan dapat dinaiki sepuasnya. Maka, sambil menunggu sore hari tiba, kami berdua pun memutuskan untuk menaiki gondola tersebut.
Menjelang sore hari, kami menuju ke salah satu wisata utama dari Taman Impian Jaya Ancol, yaitu Pantai Festival. Sayangnya, Pantai Festival ini bukanlah pantai biru yang bersih, melainkan pantai coklat yang kotor dikarenakan banyaknya sampah dari pengunjung yang tidak bertanggung jawab yang membuang sampah sembaragan serta polusi air laut dari limbah pabrik yang berada disekitar kawasan itu. Tetapi, meskipun Pantai Festival itu kotor, saya pun tetap ingin bermain di pantai tersebut mengenang jaman masa kecil saya bermain pasir dan menyewa tikar dan ban disana. Harga sewa tikar adalah sebesar Rp15.000,- sepuasnya, sedangkan harga sewa ban besar adalah sebesar Rp20.000,-. Rasanya puas sekali bermain di pantainya, dan bersantai di tikar menikmati laut. Kami berdua benar-benar menghiraukan kotornya air laut tersebut! Hehehe.
Selesai bermain di pantai, kami berdua pun berbilas diri dan berganti pakaian di tempat yang sudah disediakan. Setelah itu, kami pun dilanda rasa lapar dan segera menuju ke Segarra untuk makan malam sembari menikmati sunset disana. Sayang sekali, saat itu di Segarra sedang digelar acara pernikahan sehingga tidak diperkenankan untuk umum. Maka kami pun makan malam di Jimbaran, yang letaknya bersebelahan dengan Segarra. Jimabran Resto adalah salah satu tempat makan seafood dengan ambience romantis khas daerah Bali yang ada di kawasan Ancol. Dari segi bangunan, interior, hiburan, sampai seragam pelayannya semuanya merupakan khas Bali.
Akhirnya selesai sudah liburan singkat saya yang ditemani oleh Wahyu. Jujur saja, ini benar-benar pengalaman yang sangat menyenangkan untuk saya, mengenang dan mengulangi kembali masa kecil saya bermain di Ancol. Saya sangat mencintai kenangan masa kecil saya, saat orangtua dan keluarga besar saya membawa saya ke tempat-tempat rekreasi. Karena itu, sampai saat ini saya masih sering mendatangi tempat-tempat tersebut. Tidak peduli mau skrg tempat-tempat seperti itu skrg dipenuhi dan didatangi oleh orang-orang yang istilahnya "alay", saya tidak akan gengsi dan ambil pusing dengan hal tersebut. Ketahuilah, bagi saya tidak ada yang bisa mengalahkan wisata merakyat dan berbaur dengan berbagai golongan masyarakat.. ;)
Akhirnya selesai sudah liburan singkat saya yang ditemani oleh Wahyu. Jujur saja, ini benar-benar pengalaman yang sangat menyenangkan untuk saya, mengenang dan mengulangi kembali masa kecil saya bermain di Ancol. Saya sangat mencintai kenangan masa kecil saya, saat orangtua dan keluarga besar saya membawa saya ke tempat-tempat rekreasi. Karena itu, sampai saat ini saya masih sering mendatangi tempat-tempat tersebut. Tidak peduli mau skrg tempat-tempat seperti itu skrg dipenuhi dan didatangi oleh orang-orang yang istilahnya "alay", saya tidak akan gengsi dan ambil pusing dengan hal tersebut. Ketahuilah, bagi saya tidak ada yang bisa mengalahkan wisata merakyat dan berbaur dengan berbagai golongan masyarakat.. ;)
PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk.
Jl. Pasir Putih Raya Blok E 5
Jakarta Utara - 14430
Indonesia
Telp: 0216453456