Rasanya belum lengkap bila mengunjungi Keraton Yogyakarta tanpa mengunjungi Taman Sari yang letaknya berdekatan dengan keraton. Taman Sari merupakan tempat atau pesangrahan (semacam villa) yang digunakan Sultan dan keluarganya sebagai tempat peristirahatan dan pemandian pada jaman dahulu. Konon, pada jaman dahulu kompleks Taman Sari ini adalah tempat yang sangat indah yang dikelilingi oleh air dan sungai yang berhubungan langsung dengan laut selatan. Taman Sari ini dibangun oleh seorang arsitek berkebangsaan Eropa, maka tak heran jika gaya bangunan ini memiliki ciri khas arsitektur Eropa yang sudah dipadu padankan dengan gaya islam Jawa. Ketika pengunjung masuk ke dalam kawasan Taman Sari, di dalam kawasan ini terdapat tiga kolam pemandian yang indah yang biasa dipakai raja dan keluarganya, dua diantaranya terletak ditengah-tengah dan yang satunya lagi terletak terpisah sebagai privasi untuk raja dengan selir-selirnya. Selain kolam pemandian, di kawasan Taman Sari juga terdapat masjid bawah tanah yang sangat unik gaya bangunannya, dimana dibagian tengah masjid itu terdapat lima anak tangga yang saling berhubungan sebagai lambang 5 Rukun Islam. Disebelah masjid bawah tanah ini terdapat jalan menuju keatas dimana disana terdapat sebuah istana yang merupakan tempat raja dan keluarganya bersantap makan. Sayangnya bangunan istana ini sempat hancur pada saat Jogja mengalami musibah gempa, namun saat ini istana ini sedang mengalami masa pemugaran.
Biaya masuk ke Taman Sari ini memiliki tarif Rp3.000,- /orang dengan tambahan Rp1.000,- jika membawa kamera. Saya sangat menyarankan untuk memakai jasa guide bila berkunjung ke Taman Sari, karena sang guide tersebut akan menjelaskan secara detail dan menunjukan arah-arah jalan yang harus dilewati yang belum tentu pengunjung yang baru pertama kali datang dapat mengerti arah-arahnya. Biaya yang dikeluarkan untuk jasa guide tersebut tidak lah dipatok harus bayar berapa, saya dan Wahyu sepakat mengeluarkan Rp25.000,- untuk jasa guide yang sudah menemani dan menjelaskan kepada kami tentang Taman Sari ini. Untuk transportasinya, kami masih memakai jasa tukang becak yang sebelumnya mengantar kami ke Keraton. Tukang becak disana banyak yang bersedia mengantar dan menunggu pengunjung ke beberapa kawasan dengan harga yang relatif dan sebaiknya melakukan tawar menawar terlebih dahulu. Sayang sekali Taman Sari yang sekarang tidak seindah gambaran mengenai Taman Sari pada jaman dahulu, karena saat ini sudah begitu banyaknya bangunan penduduk disekitar kawasan itu serta beberapa bangunan yang sudah rusak dimakan waktu.